Skip to main content

I love you daddy




 When I was a baby
1. He cried when he first saw me.
2. He bought me everything I needed.
3. He smiled when he first heard our first word - even if it wasn’t DADDY.
4. He never gave up teaching me the simplest things.
When I am a teenager
5. He works days and nights, and never complains.
6. He still buys me everything I need.
7. He is never mad when my report card is on fire,
He smiles and says, “You will do better than this.”
8. He supports me in everything I do.
9. He comes to my tennis games and supports me like a mad-fan.
10. He still reminds me to have my breakfast, lunch and dinner so I’ll never skip them.
11. He sets my latest-hour to be out with my friends.
12. His smile makes me feel much better.
13. His hug can never be replaced by anyone else.
14. Even when he is tired, he still takes a moment of his time, goes to my room and sees me sleep.
15. He loves me for who I really am.
16. He keeps on calling when I don’t pick up the calls.
17. He never yells.
18. He never breaks his promises.
19. He is a good friend, someone whom you can tell your secrets too.
20. He never…. lets me down.
When I am a grown up
I know I can’t read mind, but I’m sure he’ll still do the same
His love is everlasting and never-changing.
Daddy,
Even though sometimes you’re too overprotected and annoying, always know that:
I LOVE YOU FATHER.
I know you do these things because you never want me to get hurt.
And I know that….
Don’t ever leave me. Ever.
Daddy,
My dream is… having you to give me away in my own wedding. :)






Comments

Popular posts from this blog

Bukan Retak, Tetapi Patah

Siang ini saya mendapat telepon dari Ayah. Biasanya beliau hanya menghubungi melalui whatsapp atau pesan singkat melalui handphonenya. Itu pun dapat dihitung dalam satu tahun, mungkin tiga kali dalam satu tahun, banyaknya empat atau lima kali satu tahun. Tidak pernah lebih.  Disaat yang sama, kebetulan saya sedang istirahat makan siang, sungguh kebetulan. Kebetulan, saya sejujurnya tidak percaya dengan hal kebetulan, tetapi kali ini alur ceritanya seperti itu. Siang ini matahari begitu terik, saya baru saja menyeruput minuman es teh manis, favorit untuk ukuran saya dan keadaan kantong saku saya, hehe. Selama saya berada di kota orang, saya tidak pernah berbicara panjang lebar dengan Ayah. Semuanya selalu berjalan dengan cepat, singkat dan padat. Tanpa basa-basi. Itu salah satu karakter Ayah saya, ternyata menurun pada diri saya. Topik pembicaraan yang disuguhkan Ayah sungguh membuat heran, tidak biasanya beliau menghubungi saya dan bercerita layaknya sebuah percakapan anta...

Sangkut

Places

Setelah beberapa waktu ini engga banyak nulis, akhirnya kali ini bisa nulis juga. Tentu disuasana yang beda sama pemikiran yang berbeda. Waktu rasanya cepet banget kali ini. Mulai nulis taun 2009 (tapi blog lama lupa password, penyakit), ga berasa aja sekarang udah tahun 2016. Tulisan di tahun ke-7 ini banyak rasa-rasa yang udah campur aduk, perjalanan yang berasa bukan kelok-kelok lagi, tapi udah berasa "ribet". Ya, gini adanya. Buat nulis hari ini, banyak kerjaan dulu yang harus diberesin dan gatau tiba-tiba punya inisiatif tingkat tinggi buat beresin beberapa file yang acak-acakan di dekstop sama di beberapa folder laptop. Ya sedikit mendingan dibanding sebelumnya. Yang belum mendingan cuma laptopnya aja, masih jadul (belum mampu beli dan secara ga langsung masih nyaman buat dipake), ya gitulah! :D Ngomong-ngomong ini persis 1 taun lebih 20 harian tinggal di kota orang (Jakarta) dan ya 8 bulan yang lalu genap umur saya di usia 23 tahun. Itu taun kedua sih ngerayai...