Perlu untuk
kau sadari, diri ini tak mampu untuk terus bersandar pada sebuah harapan, nafas
ini tak dapat mengenal santun untuk terus menghembuskan nafas, tak terucap
segala rasa yang tak pernah bicara dan tak pernah untuk terucap.
Kali ini,
rasa dan sanjungan yang selalu ku buai dalam setiap gerak langkahmu tak dapat
membuat kita saling mengingat dan menyatukan. Terkadang, warna-warna yang
kuberikan itu aku persembahkan untukmu yang berada di jauh sana. Tampak jelas
kali ini, bahwa fase tersebut membuat semua tampak menjadi jelas, ku hempaskan
seluruh harapan ini, tampak bilur dan terjerembab dalam perputaran waktu yang
tak juga membuahkan hasil yang selalu ku harapkan. Semuanya hanya tersisa
dijiwa, lepaskan.
Biaskan, bebaskan...
Sesekali
kupandang wajah pada foto yang kuselipkan di dompet cokelat usangku, wajahmu
tersenyum tanpa ku tahu apa alasannya, rambutmu tampak terlihat indah dengan
warna hitam panjang hingga menyentuh bahu yang indah itu. Matamu terlihat lebih
terang bila dibandingkan dengan bulan malam ini yang sedang memperlihatkan
seluruh isinya, putih dan bersinar karena pantulan cahaya matahari. Telah lama
kusimpan foto ini dalam saku dompetku, tidak ada alasan untuk diriku ini
mengalihkan pandanganku setiap hendak membayarkan makanan atau minuman, kau
selalu tampak tersenyum pada saat aku mengeluarkan beberapa lembar uang atau
kartu kredit yang ku keluarkan. Kali ini aku berkhayal bahwa kini ku berada
dalam taman khayal, taman mimpi. Ku coba berpaling, tetapi langit tak akan
berwarna bila kau tak berada disampingku, kau adalah taman langitku, taman
mimpi.
Tampak
berawan pagi ini, tak seperti biasanya. Kali ini matahari mungkin tersesat
untuk menemukan tempat yang tepat untuk kembali menerangi.
Aku selalu
tahu, bahwa banyak kawanan burung selalu hinggap pada atap rumahku ini, semua
mengetahui bahwa siapapun pada saatnya nanti akan menepi dan kembali kerumah
untuk menyelesaikan perjalanannya. Kawanan burung pun selalu kembali dengan
membawa kawanan burung yang lainnya, terkadang mereka menepi dalam waktu yang
lama, tetapi terkadang mereka hanya menepi dan kemudian melanjutkan kembali
perjalanan mereka. Duu… duu… duu, kali ini aku merasakan bahwa kau tampak
seperti kawanan burung tersebut, tengah mencari dan menemukan kawanan yang
lainnya untuk kau bawa pada tempat dimana kau akan menepikan seluruhnya, pada
tempat ini.
Kau berlari
dan tersenyum ditepian pantai, kau kenakan pakaian yang menggambarkan betapa
cantiknya dirimu, senyum dan mata indahmu melengkapkan kecerian pada saat
suasana yang kita habiskan untuk bersenang-senang. Terkadang aku hanya berdiri
sendiri memimpikan hal tersebut, ternyata semuanya tampak nyata pada saat kau
katakana “ya” disaat semuanya tampak “tidak” bagiku. Desiran angina di tepian
pantai dan bunyi ombak menghantam karang-karang pantai menyempurkan seluruhnya,
hari berganti, tetap saja suasana tersebut tetap aku nikmati dan selalu kun
anti. Lampau dan terdahulu, moment itu kini berubah. Mengapa semua kini begitu
sepi? Apakah harus ku lakukan seperti ini pada saat ini? Semua tak menjawab,
tak ada yang mendengar.
Kini, ku
coba untuk berpaling pada langit yang tak akan berwarna dan yang tak akan
pernah kurasakan kembali.
Semua tak
akan berubah, ternyata kau adalah taman mimpiku. Dimana suara dedaunan yang
memanjakan telinga disertai dengan bunyi burung yang elok saling bersautan
diudara, disanalah aku merasakan bahwa kau tak akan pernah dapat meninggalkan
diri ini, suasana dan jalan panjang yang telah kita lalui telah membuat dirimu
terbagi dalam beberapa lapisan suasana yang meskipun kau hilang dalam lapisan
lain, kau akan tetap berada pada lapisan yang timbul dan tak pernah tenggelam.
Mungkin,
sampai saat ini ku akan terus memperjuangkan seluruh mimpi yang telah kita
simpan dalam hati dan pikiran kita. Dalam setiap kepingan hidup ini, seluruhnya
akan kubawa, akan selalu ku perjuangkan seluruhnya hingga menjadikan saat ini
menjadi saat dimana kita sama-sama membuat seluruh mimpi kita menjadi nyata.
Serenada, kau katakan dengan lembut pada kuping kanan ini, kurasakan getaran
yang membuat bulu kuduk ini merinding. I’ll
fight a future for you.
#storyof2015 #24april2015
#wemakediferentlineforlife
Comments
Post a Comment