Skip to main content

Posts

Showing posts from 2012

Saya Menulis Karena Saya Ingin Bercerita

Tak pernah dapat dinginkan oleh semua orang bahwa kita menghabiskan waktu untuk terus bercerita dan membagi semua yang dialami pada waktu-waktu hidupnya. Suara parau dan tubuh yang lemah tengah tertahan diatas sebuah ranjang kayu panjang yang reot. Duduk terpaku diatas kasur tersebut dengan punggung diselipkan oleh timbunan bantal yang mengakiatkan badan terasa tegak dan tampak duduk. Selimut menggulung hampir seluruh badan. Terpaku yang dirasakan saat ini, mulailah wajah menunduk akan kondisi seperti ini, terlihat tragis. Datang seorang perempuan paruh baya yang memberikan secangkir teh susu hangat, dia tahu bahwa aku sangat menyukai minuman tersebut baik dalam kondisi sehat maupun tengah tersungkur seperti ini. Tak ayal dari tingkah lakunya, menandakan bahwa dialah yang saat ini memperhatikanku secara keseluruhan. Tatapannya mengindikasikan bahwa mata tersebut tak akan pernah terlepas ataupun menghindar sedikitpun dari badan yang rapuh, aku. Gelagat wanita tersebut seak

Sentuhan Dan Bisikan Tuhan

Dunia mulai tenang dan cahaya mulai terbenam dari ufuk sebelah timur menuju ufuk sebalah barat. Mereka sebut timur pada saat keberadaan matahari dan aku akan menyebut itu barat pada saat matahari terbenam, tentunya ini berlawan. Cukupkan sejenak dari segala rutinitas yang membelenggu jiwa, tarik nafs dalam-dalam dan rasakan ketenangan ruangan ini, kamar. Puluhan bintang kecil membunyikan suaranya untuk saat yang tenang ini. Selamanya seperti ini untuk tempat setenang ini. Menyesal bila sampai mereka pergi dan tak bersua kembali untuk menemani ketenangan diruangan ini. Sejuta kali ajakan untuk meninggalkan tempat ini tak akan ku hiraukan, biarkan saja mereka mengucapkan kata-kata tersebut, pada waktunya mereka akan berhenti untuk beriak sendiri. Kali ini, berbicara tentang tuhan. Tempat indah ini sepertinya tak akan pernah ada dan tak akan aku dapatkan bila tuhan tidak berkehendak untuk aku tinggal ditempat seperti ini. Percayalah semuanya sudah dikehendaki tuhan bahwa aku aka

Senyuman Senja

Sebelum terang kali ini menjadi kelam, lebih baik aku berhenti untuk selamanya. Terkadang semuanya menjadi tak beraturan layaknya sebuah mozaik yang terus diacak agar tidak mendapatkan bentuk utuh serta sesuai dengan harapan yang diharapkan. Tak harus seperti ini bila akhirnya menjadikan sesuatunya melangkah menjadi dunia tanpa tujuan dan tiada akhirnya, sampai kapan harus terus seperti ini. Saraf dalam otak hingga pembuluh darah diseluruh badan ini tiba-tiba menjadi panas, memusat dan menukik seperti bola panas yang sedang diarahkan untuk menghancurkan sesuatu. Kata-kata itu terus saja mengganggu hingga membuat pembuluh darah ingin menyemburkan isinya kepadanya, entah bagaimana caranya semuanya tampak seperti ini untuk saat ini. Menggigil tanpa merasakan sesuatu, gila memang. Tetapi mulai menyalakan kembali dunia, tetap saja kelam akan terasa lebih dekat dan semakin mendekat dengan asa ini. Langitpun tetap tinggi diatas sana, tak akan nyata bila terus mengharapkan sesuatu

Setitik Sendu

Jika waktu selalu terus berjalan, mengapa manusia selalu terfokuskan pada satu titik saja? Mungkin saja dititik yang lain dia bisa memaksimalkan semuanya dan menemukan kebahagiaannya. Saat ini yang terpikirkan hanya itu, waktu. Seolah hanya ingin bertanya mengpa manusia terkadang tidak pernah berpikir bahwa masih banyak hal yang harus dikerjakan dan dicari dijauh sana.. Kala bulan menerangi raga 27 Agustus 12

Setitik Lirih Rindu

Pengalaman akan menjadi luar biasa dimana kita dapat menggunakannya untuk menjadi lebih baik lagi dikemudian hari... Luka dan lirih ini seharusnya menjadi penyemangat dikala saat itu memang menjadi hal yang utama bagi hidupku untuk menalanjutkan mimpi. Nyaris tidak pernah ada kerasan sama sekali pada saat itu untuk terus memupuk semangat yang digunakan untuk menggapai semuanya. Mimpi, asa dan cita itu baru terpupuk setelah beberapa saat meningggalkan mereka disana. Dari semuanya, perjalanan memang tidak mudah untuk dapat seperti kondisi saat ini. Dalam titik nyaman dan ingin selalu berada dalam titik nyaman ini semuanya menjadi terasa terdengar bahwa apa yang diinginkan oleh mereka yang sering bersuara dijauh sana untuk memintaku menggapai keinginan dan harapan mereka ada saat ini. Uh, ku ada disini memahami benar siapa diriku saat ini, karena engkau selalu ada didalam diriku disaat apapun itu, sesulit apapun itu. Aku ingin kalian pahami bahwa cinta dan kasih sayang kalian

Setangkup Sendu

Selalu saja salah, tanpa alasan jelas. Aku malas untuk terus memikirkan apa yang terjadi dengan semuanya, lelah dengan semuanya dan berharap semuanya dapat hilang tanpa bekas yang tersisa, lenyap. Kali ini amarah mau tak mau harus muncul dan tak dapat di tutup ataupun dibelenggu kembali. Sudahlah, semuanya telah terjadi, kini kau hanya bisa merenung dan akupun merasa bersalah akan semuanya. Mau tak mau, aku lagi yang salah, yasudahlah. Berharap halusinasi datang menyergapku ditengah kondisi saat-saat yang seperti ini. Berperang dengan rasa waras yang saat ini kurasakan. Seolah bertanya pada diri sendiri, apakah aku ini masih cocok untuk dikatakan seorang manusia yang waras dan dapat mengerti akan sebuah perasaan, membual dengan dinding kamar yang selalu setia menemaniku hingga saat ini. Membenturkan kepala ke dalam tembok bagaikan sebuah luapan emosi yang begitu jalang bagiku, gila. Lebih tenang saat ini, ya setelah membenturkan kepala pada dinding kamar tadi, sekarang adalah

Pertemuan Singkat

Gemericik hujan membasahi wilayah ini dalam bulan ini. Angsa-angsa berlarian kesana kemari menyambut datangnya hujan yang dalam beberapa bulan terakhir jarang sekali datang. Hawa yang dulu panas berubah menjadi sejuk dan dingin. Gadis kecil itupun tersenyum gembira dan terlihat dari mukanya yang tampak cerah merona saat duduk dibawah jendela untuk melihat hujan. Tetesan embun kini menetes diujung genting rumah gadis kecil itu. Entah apa yang sedang dipikirkannya. Terlihat matanya sendu saat ini, padahal hujan telah datang. Pipinya tiba-tiba tidak merona seperti apel yang terlihat menarik. Tak ada yang dilakukannya, hanya diam tak bergerak sedikitpun dari kayu jendela kecil dikamarnya itu. Mungkin dia akan lebih lama lagi untuk melihat hujan kali ini dengan ekpresi yang tak pernah kulihat sebelumnya. Hari ini seolah semuanya terjadi begitu saja. Tanpa ada lika-liku kehidupan sebagaimana orang lain dalam menjalankan hidup. Gadis itu terlihat saat ini memegang bolpoint dan sebuah buku k