Skip to main content

Air Hujan





Dentingan air hujan sore ini menemani aku didalam kamar dengan alunan musik The Trees and The Wild . Dingin merasuk dijantung. Bandung selalu memberikan suasana yang sejuk dan menyegarkan untuk berdiam diri didalam kamar. Khas kota Bandung dengan cuacanya yang selalu memanjakan masyarakat Bandung untuk meminum kopi hangat dikala hujan dan alunan lagu yang mengalun tenang ditelinga .

Andai kamu sekarang masih bersamaku, nikmati ini dengan sepenuh hati dan tenangkan pikiran kita berdua ditemani desiran air hujan yang membuat kita serasa pemilik hujan ini. Aku sendiri disini, selalu merasakan kesepian dikala bangun pagi dan saat hendak tidur saat malam. Entah apa kau mendengarkan keluhku. Hujan selalu menemaniku di kota Bandung ini. Hujan selalu membuatku merindukan saat kita dulu bersama, saat dulu kita tertawa senang, saat dulu kita hendak pulang dari tempat les dan pada saat kita berjalan menuju sebuah jalan kecil dikota Cirebon.

Jemu menunggu sampai saat ini. Seandainya kudapat berbisik kepada hujan untuk memberi kabar bahwa aku rindu padamu. Akankah waktu berputar kembali pada beberapa bulan yang lalu ?Nampaknya hal ini yang tidak dapat dan tidak akan pernah terulang lagi .

Nasi goreng, Milo dan air mineral adalah makanan dan minuman ini yang menemaniku dikala hujan datang. Hujan akan turun dengan deras dan kembali reda hingga saatnya tiba. Suasana hati akan sama halnya dengan air hujan akan ada waktu senang dan rindu kepada kamu dikota lain.

Aku harap kamu tahu dengan apa yang aku harapkan

Hujan selalu merindukanku akan engkau dikota sana

hubungi aku bila engkau membutuhkanku...



Comments

Popular posts from this blog

Bukan Retak, Tetapi Patah

Siang ini saya mendapat telepon dari Ayah. Biasanya beliau hanya menghubungi melalui whatsapp atau pesan singkat melalui handphonenya. Itu pun dapat dihitung dalam satu tahun, mungkin tiga kali dalam satu tahun, banyaknya empat atau lima kali satu tahun. Tidak pernah lebih.  Disaat yang sama, kebetulan saya sedang istirahat makan siang, sungguh kebetulan. Kebetulan, saya sejujurnya tidak percaya dengan hal kebetulan, tetapi kali ini alur ceritanya seperti itu. Siang ini matahari begitu terik, saya baru saja menyeruput minuman es teh manis, favorit untuk ukuran saya dan keadaan kantong saku saya, hehe. Selama saya berada di kota orang, saya tidak pernah berbicara panjang lebar dengan Ayah. Semuanya selalu berjalan dengan cepat, singkat dan padat. Tanpa basa-basi. Itu salah satu karakter Ayah saya, ternyata menurun pada diri saya. Topik pembicaraan yang disuguhkan Ayah sungguh membuat heran, tidak biasanya beliau menghubungi saya dan bercerita layaknya sebuah percakapan anta...

Sangkut

Places

Setelah beberapa waktu ini engga banyak nulis, akhirnya kali ini bisa nulis juga. Tentu disuasana yang beda sama pemikiran yang berbeda. Waktu rasanya cepet banget kali ini. Mulai nulis taun 2009 (tapi blog lama lupa password, penyakit), ga berasa aja sekarang udah tahun 2016. Tulisan di tahun ke-7 ini banyak rasa-rasa yang udah campur aduk, perjalanan yang berasa bukan kelok-kelok lagi, tapi udah berasa "ribet". Ya, gini adanya. Buat nulis hari ini, banyak kerjaan dulu yang harus diberesin dan gatau tiba-tiba punya inisiatif tingkat tinggi buat beresin beberapa file yang acak-acakan di dekstop sama di beberapa folder laptop. Ya sedikit mendingan dibanding sebelumnya. Yang belum mendingan cuma laptopnya aja, masih jadul (belum mampu beli dan secara ga langsung masih nyaman buat dipake), ya gitulah! :D Ngomong-ngomong ini persis 1 taun lebih 20 harian tinggal di kota orang (Jakarta) dan ya 8 bulan yang lalu genap umur saya di usia 23 tahun. Itu taun kedua sih ngerayai...