Menit ke menit terus bergerak kasar dan cepat tetapi tanpa suara yang menggangguku dalam kesendirian. Intelejensi sebuah waktu melebihi intelejensiku dalam menghitung. Dia tak pernah bersuara dan ribut soal apa saja dan waktu berapa kali ini. Waktu menunjukan sesuatu yang selalu menjadi renunganku setiap waktu.
Pukul 7 malam telah tiba dan itu menjadi panggilan bagiku untuk mengingat semua yang sudah terjadi, memaksa seperti biasanya. Selalu teringat akan kejadian serupa yang terjadi dimasa lalu dan terlupakan saat ini. Suhu dingin memuncak dan rusuk pada tulang ini merasakannya.
"Hentakan suara yang bergaung dan bergema di tebing tinggi yang membuat sema yang kuucapkan terdengar hingga jarak yang cukup jauh dan tidak ku sangka banyak orang yang mendengar dan merasakan kejenuhanku ini."
Dunia seakan menggelar suatu hajatan besar yang mengiringiku dalam kesendirianku ini, dunia pun tak mau bila ku selalu seperti ini. Apa jadinya bila memang dunia tak mau aku tak bahagia pada saat ini. Semuanya menjadi begitu arogan bila seseuatu memaksaku untuk melakukan sesuatu yang aku pikir itu memang bukan aku.
"Ah, jenuh mendengar dan merasakan semua ini menjadi keseharianku dan menggangguku, jelas."
Semuanya menjadi perlahan menjadi bahan cacian dan gerutuan para tumbuhan dan bebatuan berada didepan halaman kamarku ini. Semua menjadi gaduh meneriakan namaku hanya untuk membuatku bahagia. Angin mulai tidak ribut lagi. Hangat saat ini, tapi memang tubuhku sakit.
Sekedar membaca novel dan ulasan tentang bahan ajar yang aku pelajari di kuliahan kali ini tidak menjadi semangat dalam hidupku. Sang kasur terus bersuara agar aku dapat "bercinta dengannya". Ah, gaduh lagi yang kurasa, tapi memang kegaduhan selalu membawa sedikit pencerahan dalam pikiran ini. Risau, gelisah dan gundahpun hanyut terbawa olehnya.
Saat ku bergerak waktpun terdiam. Saat kita bersama tertawa dan saat itu pula aku menangis. Dan kupun bergegas cepat, kinipun kini kusendiri. Hidup tak selamanya indah, bersiap menjawab semua. Saat kupejamkan mata ini terlihat bayang dirinya, menyentuh membelaiku. Dan kutersadar saat kubuka mata ini, dunia pun terlupa.
Kita takakan pernah tau, mentari selalu memberikan cahaya yang cerah. Selalu memberi isyarat akan berjalan kedepan. Biarkanlah orang berkata apa, jadikanlah itu sebagai semangat didalam diri. Perjalanan ini belum berakhir, jangan biarkan padam didalam diri.
Kita takakan pernah tau apa yang akan kita hadapi. Bermimpilah selagi kita bisa, biarkanlah orang berkata apa. Untuk menjalani semua rintangan yang akan dihadapi setiap waktu.
Comments
Post a Comment