Senandung
intro lagu itu mengalun dengan begitu rekat di kedua telinga. Ada
perasaan tenang yang menyembuhkan ketika mendengarkannya, ada situasi
yang tak disangka aku rindukan hanya karena rangkaian nada ini. Sekitar
hampir sebulan lalu pertama kali aku mendengar dan menyaksikannya via
internet. Kental dengan suasana Natal, karena untuk itulah lagu tersebut
diciptakan. Tapi ada suasana sendu yang syahdu hadir di dalamnya, sendu
yang nikmat, kala itu.
Entah bagaimana, tapi tiba-tiba atmosfer ruangan, udara, suhu, dan rindu yang sama menyelimuti hawa tubuh dan perasaanku. Ini tempat yang berbeda, rasanya tidak mungkin aku merasakan hal yang sama, sungguh jauh berbeda. Aku diam, mendengarkan melodi piano berdenting indah mengiringi sang vokalis bernyanyi penuh rasa melalui suara setengah 'bindeng'nya itu, nyata, aura yang sama hadir.
Nuansa rindu terhadap kamu.
Bagaimana bisa? Tentu saja bisa, kenapa tidak?
Aku
ingat begitu rindu kamu ketika mendengarkan lagu ini kala kita terpisah
samudera yang berbeda, lebih dari lama aku telah berada di sini, jauh
lebih lama.
Bagaimana bisa? Tentu saja bisa, tak masuk akal?
Nuansa
rindu dan betapa aku hanya mampu tersenyum penuh rindu mengingat
selebrasi serupa yang kita jalani sendiri-sendiri, walau untuk pertama
kalinya kita saling menggunakan panggilan 'sayang' tahun ini.
Natal.
Aku
dipenuhi salju, cuaca dingin menusuk, iklim yang tak bersahabat untuk
merasa hangat, tapi menit itu, tepat beberapa menit sebelum aku
mengirimkan alamat maya yang bisa kamu akses untuk ikut menikmati lagu
indah ini, aku sendu karena merindukan kamu. Aku hangat karena aku
merasa terhubungkan melalui nuansa Natal yang satu, dan aku hangat
karena aku begitu mengelu untuk berada di sini, kota yang sekarang aku
singgahi, karena kamu. Rasanya sudah tidak sanggup untuk mengutarakan
rindu kala itu, kala aku dan kamu berpijak di tanah dengan iklim yang
bertolak-belakang pun waktu yang tak pernah bersahabat terhadap
komunikasi kita.
Waktu
itu hari Natal menurut GMT, siang bersalju yang aku habiskan di sofa
tepi jendela sambil menikmati video "Christmas Lights" milik Coldplay.
Malam ini kembali terasa hangat yang hampir bergulir di kulit wajah,
cuma karena sepenggal lirik,
"When you're still waiting on the snow to fall, it doesn't really feel like Christmas at all,"
Hampir sebulan lamanya, siang bersalju dan aku yang masih merindu untuk bersamamu di sini.
Lewat begitu saja, aku sudah di sini.
Aku rindu hangat siang bersalju itu, rindu rasa selama 30 hari aku mengais waktu untuk segera berlalu.
Malam
ini aku sengaja mendengarkan kembali "Christmas Lights" untuk tersenyum
mencari celah yang membeku dan merasakan hangat itu lagi.
Aku tidak percaya khatulistiwa lebih dingin dari salju.
Merry Chirtmas, 25 Desember 2013
Comments
Post a Comment