Skip to main content

Apanya Yang Bahagia?

Suatu kejadian dikampus tercinta, UNPAR. Seluruh mahasiswa pada hari ini jum'at 14 januari 2011 kesulitan untuk memastikan perkuliahan yang akan dilakukan pada minggu depan. Sungguh ironis, tadi akun untuk FRS sudah dapat dilaksanakan dengan baik olehku, tetapi ternyata ada sedikit kesalahan yang membuat harus mengulang dari awal kembali dan itu membuat diriku jengkel. 

Sebuah gedung yang megah dan teman-teman yang sungguh menyenangkan menjadi saksi dari seluruh kegiatanku hari ini. Ini memang sungguh membuat jari-jariku harus bergerak lebih cepat dari biasanya. Mengetikan username dan password harus dengan keadaan cepat dan tidak boleh telat. Seluruh tatapan terkonsen pada satu tujuan, monitor. 

Sungguh malang nasibku ini, semuanya menjadi tidak indah disaaat aku salah memasukin data mata kuliah dan harinya. Bentrok! ini menjadi pelajaran bagi diriku hari ini, semuanya harus dilakukan dengan santai dan tenang, tidak tergesah-gesah. 

Ini sungguh kemelut didalam jiwa dan diri ini, berpacu dalam waktu dan terus tertawa melihat kejadian yang baru saja aku perbuat pada waktu ini. Rencana yang dapat pulang lebih cepat ke Cirebon ternyata harus diundur untuk beberapa jam. 

Ironi, kepedihan, kesenangan haruslah disasarkan pada sikap tenang dan stabil. Mengecawakan untuk bertindak dalam susasana yang begitu menegangkan dan situasinya begitu carut-marut.

Comments

Popular posts from this blog

Bukan Retak, Tetapi Patah

Siang ini saya mendapat telepon dari Ayah. Biasanya beliau hanya menghubungi melalui whatsapp atau pesan singkat melalui handphonenya. Itu pun dapat dihitung dalam satu tahun, mungkin tiga kali dalam satu tahun, banyaknya empat atau lima kali satu tahun. Tidak pernah lebih.  Disaat yang sama, kebetulan saya sedang istirahat makan siang, sungguh kebetulan. Kebetulan, saya sejujurnya tidak percaya dengan hal kebetulan, tetapi kali ini alur ceritanya seperti itu. Siang ini matahari begitu terik, saya baru saja menyeruput minuman es teh manis, favorit untuk ukuran saya dan keadaan kantong saku saya, hehe. Selama saya berada di kota orang, saya tidak pernah berbicara panjang lebar dengan Ayah. Semuanya selalu berjalan dengan cepat, singkat dan padat. Tanpa basa-basi. Itu salah satu karakter Ayah saya, ternyata menurun pada diri saya. Topik pembicaraan yang disuguhkan Ayah sungguh membuat heran, tidak biasanya beliau menghubungi saya dan bercerita layaknya sebuah percakapan anta...

Sangkut

Places

Setelah beberapa waktu ini engga banyak nulis, akhirnya kali ini bisa nulis juga. Tentu disuasana yang beda sama pemikiran yang berbeda. Waktu rasanya cepet banget kali ini. Mulai nulis taun 2009 (tapi blog lama lupa password, penyakit), ga berasa aja sekarang udah tahun 2016. Tulisan di tahun ke-7 ini banyak rasa-rasa yang udah campur aduk, perjalanan yang berasa bukan kelok-kelok lagi, tapi udah berasa "ribet". Ya, gini adanya. Buat nulis hari ini, banyak kerjaan dulu yang harus diberesin dan gatau tiba-tiba punya inisiatif tingkat tinggi buat beresin beberapa file yang acak-acakan di dekstop sama di beberapa folder laptop. Ya sedikit mendingan dibanding sebelumnya. Yang belum mendingan cuma laptopnya aja, masih jadul (belum mampu beli dan secara ga langsung masih nyaman buat dipake), ya gitulah! :D Ngomong-ngomong ini persis 1 taun lebih 20 harian tinggal di kota orang (Jakarta) dan ya 8 bulan yang lalu genap umur saya di usia 23 tahun. Itu taun kedua sih ngerayai...