Skip to main content

Lirih

Hidup merupakan dimana semuanya berawal dan semuanya berakhir. Hidup adalah sebuah cerita yang menjelaskan tentang perjalanan seseorang diduni semasa hidupnya. Muda, tua dan remaja semuanya memiliki cerita didalam kehidupannya.

Menginginkan semua menjadi mudah yaitu tidak ada pertemuan dan tidak ada perpisahan. Semuanya itu sangat diinginkan olehku untuk saat ini. Lihat mentari pagi yang cerah dan berharap berjalan terus kedepan. Berharap semuanya dapat kulalui untuk waktu ini, hari ini. Semangat didalam diri untuk melupakan semua yang ada memang tertancap dipundak, sulit.

Kita tak akan pernah tau apa yang akan dihadapi. Mengingat bahwa semua yang telah kita jalani tidak ada yang sia-sia. Biarkanlah semuanya berlalu dan menjadi semangat baru untuk diri ini terus berjalan kedepan. perjalanan ini memang belum berakhir, jangan biarkan padam api didalam diri ini. Untuk menjalani semua rintangan yang akan aku hadapi setiap waktu.

Bernafas sejenak, sebelum hilang..

Sebuah cerita yang menyudutkanku didalam jurang yang dalam dan tak dapat untuk menyelamatkan diri. Waktupun menjawab bahwa ini memang harus aku tinggalkan dan jangan pernah kembali. Tapi ini sulit. Tidak ada yang salah dengan semua ini. Tetapi memang kondisi saat ini harus aku tinggalkan mungkin untuk sementara atau selamanya. Dari bayang dirinya.

Apa ini pertanda bahwa aku tidak menyayangimu lagi? bukan. Ini bukan pertanda dari sebuah rasa sayang, tapi ini adalah sebuah rasa yang mengganggu dan engkaupun perlahan hilang. Dimanakah hatimu berada? hatimu memeluk hatinya, saat ini.

Dan waktupun menjawab sebuah tanya, hidupku menuntutku harus menerima, biarkanlah karena kupercaya karma, berbahagialah hingga saatnya tiba, datang.

Dan engkau akan tau siapa dia..
Dan engkau akan tau siapa aku dan perasaanku..

Buka mata, hati, telinga dan semuanya akan engkau sadari
Inilah diriku.. Menunggumu
Berharap semuanya akan kembali..


Comments

Popular posts from this blog

Bukan Retak, Tetapi Patah

Siang ini saya mendapat telepon dari Ayah. Biasanya beliau hanya menghubungi melalui whatsapp atau pesan singkat melalui handphonenya. Itu pun dapat dihitung dalam satu tahun, mungkin tiga kali dalam satu tahun, banyaknya empat atau lima kali satu tahun. Tidak pernah lebih.  Disaat yang sama, kebetulan saya sedang istirahat makan siang, sungguh kebetulan. Kebetulan, saya sejujurnya tidak percaya dengan hal kebetulan, tetapi kali ini alur ceritanya seperti itu. Siang ini matahari begitu terik, saya baru saja menyeruput minuman es teh manis, favorit untuk ukuran saya dan keadaan kantong saku saya, hehe. Selama saya berada di kota orang, saya tidak pernah berbicara panjang lebar dengan Ayah. Semuanya selalu berjalan dengan cepat, singkat dan padat. Tanpa basa-basi. Itu salah satu karakter Ayah saya, ternyata menurun pada diri saya. Topik pembicaraan yang disuguhkan Ayah sungguh membuat heran, tidak biasanya beliau menghubungi saya dan bercerita layaknya sebuah percakapan anta...

Sangkut

Places

Setelah beberapa waktu ini engga banyak nulis, akhirnya kali ini bisa nulis juga. Tentu disuasana yang beda sama pemikiran yang berbeda. Waktu rasanya cepet banget kali ini. Mulai nulis taun 2009 (tapi blog lama lupa password, penyakit), ga berasa aja sekarang udah tahun 2016. Tulisan di tahun ke-7 ini banyak rasa-rasa yang udah campur aduk, perjalanan yang berasa bukan kelok-kelok lagi, tapi udah berasa "ribet". Ya, gini adanya. Buat nulis hari ini, banyak kerjaan dulu yang harus diberesin dan gatau tiba-tiba punya inisiatif tingkat tinggi buat beresin beberapa file yang acak-acakan di dekstop sama di beberapa folder laptop. Ya sedikit mendingan dibanding sebelumnya. Yang belum mendingan cuma laptopnya aja, masih jadul (belum mampu beli dan secara ga langsung masih nyaman buat dipake), ya gitulah! :D Ngomong-ngomong ini persis 1 taun lebih 20 harian tinggal di kota orang (Jakarta) dan ya 8 bulan yang lalu genap umur saya di usia 23 tahun. Itu taun kedua sih ngerayai...