Membuka pintu kayu yang sedikit rapuh dan bersandar ditembok didepan kamarku. Menghembuskan nafas di pagi yang cerah ini dan memandang indah pada sang matahari. Burung berkicauan dengan penuh keindahan yang membuat pagi ini semakin indah karena pesan masuk darimu.
Memang begitu tidak mengenakan ketika pesan yang kau berikan memberi tahukan tentang kabarmu, sedih. Kau terbaring lemas disebuah gedung yang dipenuhi dengan bebauan khas yang diramaikan oleh pengunjung dan suster yang memakan baju rapih berwarna putih.
Menghadapai situasi seperti ini memang hatiku sedikit gundah, tidak dapat melihat orang yang aku sayangi terbaring lemas begitu saja, tak berdaya dan kaku. Sakit memang berada didalam sebuah ruangan yang dilengkapi ac dan dipergelangan tanganmu dimasuki sebuah jarum ang menghubungkan cairan obat menuju langsung kedagingmu.
Cukup, perhatianku ini terlalu berlebihan untuk seseorang yang memang bukan siapa-siapa dariku. Engkau memang seluruhnya miliknya tetapi aku bisa lebih baik darinya. Memberi sedikit waktu untukmu. Layaknya orang bodoh saja diriku mau memberikan sedikit waktuku ini untuk orang yang memang bukan siapa-siapa dari diriku ini.
Ya sudahlah, hati tidak dapat berbohong, bila hati ini hendak memberikan sedikit perhatian bagimu dapat dipastikan aku memang tidak bodoh, karena aku sayang. Semuanya tidak berlebihan dan tidak pula biasa saja. Berjala mengalir layaknya air yang begitu deras dan berakhir disebuah genangan tenang yang tertampung.
Berlari memang pilihanku darimu, tetapi hati tidak bisa berkata sebaliknya. Aku tetap menaruh sebuah sesuatu untukmu. Memang ini masih belum cukup untukmu mengerti akan perasaanku, kaupun telah bersamanya.
Berharap kau cepat sembuh
Comments
Post a Comment