Skip to main content

Akademikianus

It's time to show how big knowledge i had acquired...
Sudah beberapa bulan ini mengadakan program kerja perbaikan nilai dengan mengambil beberapa SKS (satuan kredit semester) yang dirasa begitu penting untuk memposisikan nilai sebagai mahasiswa yang tanggap terhadap nilai yang ambruk pada tahun sebelumnya. Sedikit lucu memang, pertama kali kuliah terlihat jelas bahwa setiap harinya yang dipikirkan hanya bermain, tidak seperti saat masih berada dirumah kesayangan yang segalanya menjadi teratur, baik untuk belajar maupun bermain.

1 tahun sudah mendekam diruangan tidak terlalu besar untuk menjadi tempat tinggal sementara dimana sesuatu harus aku dapatkan dari tempat ini. Memulai perjalanan saat tahun kemarin dengan kondisi tidak tau sama sekali tentang harus apa dan bagaimana aku melakukan segala kegiatan ditempat ini, jauh berbeda dengan situasi dahulu saat bersama mereka. Banyak cerita yang kelak hendak aku sampaikan kepada mereka setelah aku mencari ilmu di kota ini dengan segala motifasi dan biaya yang dibilang sungguh luar biasa tinggi. Melelahkan memang bila harus terus seperti ini, tapi ini namanya petualangan hidup.

Kulihat dunia berputar lagi, warna-warni terindah menyinari bumi. Ku jelang hari dan mimpi disetiap waktu yang ada. Barisan pensil yang berjajar dimeja belajarku ini menceritakan keseharianku. Buku yang tersusun rapih menjelaskan betapa menumpuknya tugas-tugas. Dan betapa kotornyanya meja ini menjelaskan tentang kesibukan yang begitu membludak hingga tak pernah ada waktu untuk membereskan meja yang lusuh ini. Selusuh mukaku disaat pulang dari berbagai aktifitas akademik maupun non akademik.

Ahh, hadirmu selalu menjadi ceria bagiku. Senyumku selalu menjadi utopia dalam hariku. Khayalku menjadi penenang disaat semu dan jemu melihat kondisi perkuliahan yang begitu padat, keras.

Sejenak menghembuskan nafas untuk rehat dari dunia akademik untuk berlibur ke kampung halaman, hanya untuk beberapa minggu saja sebelum memulai kegiatan yang sesungguhnya di bulan yang akan datang..




Bandung, 26 Juli 2011
Disaat rehat sejenak dari membaca untuk ujian PIH (sp)


Comments

Popular posts from this blog

Mocca make me feel so happy

  Mocca, sebuah sesuatu yang sangat sering saya dengar didalam kampus maupun diluar kampus, dikota besar maupun dikota kecil. Banyak yang menyukai mocca. Mocca menurut mereka adalah salah satu minuman favorit yang wajib diketahui dan wajib dicioba. Sepintas terlihat memang minuman ini sungguh membuat lidah ingin mencicipi kelembutan float dan rasa mocca yang begitu menenangkan jiwa. Bandung merupakan kawasan kota yang dapat dibilang mempunyai hawa yang sejuk dan dingin pada saat malam. Saya sering mencoba kebeberapa cafe saat malam datang untuk sekedar menikmati mocca disetiap cafe yang saya kunjungi. Terasa kenikmatan mocca yang sangat menggigit dilidah dan menyenangkan dihati.  Beberapa bulan saya tinggal disini sudah ada beberapa cafe yang saya datangi untuk sekedar hanya menikmati mocca disetiap cafe tersebut. Harga untuk mocca memang sangat tergantung apa yang hendak dipesan. Tapi taste yang menyentuh jiwa tidak dapat dihargai sedikitpun. Kenikmatan, keindahan, aroma, dan rasa

Bukan Retak, Tetapi Patah

Siang ini saya mendapat telepon dari Ayah. Biasanya beliau hanya menghubungi melalui whatsapp atau pesan singkat melalui handphonenya. Itu pun dapat dihitung dalam satu tahun, mungkin tiga kali dalam satu tahun, banyaknya empat atau lima kali satu tahun. Tidak pernah lebih.  Disaat yang sama, kebetulan saya sedang istirahat makan siang, sungguh kebetulan. Kebetulan, saya sejujurnya tidak percaya dengan hal kebetulan, tetapi kali ini alur ceritanya seperti itu. Siang ini matahari begitu terik, saya baru saja menyeruput minuman es teh manis, favorit untuk ukuran saya dan keadaan kantong saku saya, hehe. Selama saya berada di kota orang, saya tidak pernah berbicara panjang lebar dengan Ayah. Semuanya selalu berjalan dengan cepat, singkat dan padat. Tanpa basa-basi. Itu salah satu karakter Ayah saya, ternyata menurun pada diri saya. Topik pembicaraan yang disuguhkan Ayah sungguh membuat heran, tidak biasanya beliau menghubungi saya dan bercerita layaknya sebuah percakapan antara a

I love you daddy

 When I was a baby 1. He cried when he first saw me. 2. He bought me everything I needed. 3. He smiled when he first heard our first word - even if it wasn’t DADDY. 4. He never gave up teaching me the simplest things. When I am a teenager 5. He works days and nights, and never complains. 6. He still buys me everything I need. 7. He is never mad when my report card is on fire, He smiles and says, “You will do better than this.” 8. He supports me in everything I do. 9. He comes to my tennis games and supports me like a mad-fan. 10. He still reminds me to have my breakfast, lunch and dinner so I’ll never skip them. 11. He sets my latest-hour to be out with my friends. 12. His smile makes me feel much better. 13. His hug can never be replaced by anyone else. 14. Even when he is tired, he still takes a moment of his time, goes to my room and sees me sleep. 15. He loves me for who I really am. 16. He keeps on calling when I don’t pick up the calls. 17. He never yells.