Menyanyikan sebuah bait-bait yang tertulis sendiri didalam imaginasi dan terus berkorespondensi dengan hidup ini. Terasa mencekam bila tak ada yang dapat ku aktakan saat ini. Dentuman petir yang menyambar ini terasa begitu menyeramkan, tetapi tetap saja kehilanganmu adalah sebuah keseraman yang sangat luar biasa dalam hidup ini. Tidak buruk memang bila harus berpisah dalam beberapa dimensi lain jauh disana. Saat ini aku harus mengatakan apa pada sebuah vas bunga yang kau taruh di atas meja ini? berpikirlah sejenak, sambil menghela nafas..
Begini, kemarin atau beberapa waktu yang lalu aku terdiam didepan etalase jendela. Untuk sementara ini, jiwa ini seakan terkoyak. Aku rehat, diaam, sejenak saja untuk menghindar dari dunia yang begitu lusuh bagiku. Tidak pernah aku duga tentang kamu, hubungan kita selama ini. Sederhana saja, aku mencintaimu sampai detik ini. Aku rasa detik di esok pun masih serupa dan persis rasanya. Jelas saja, saat ini harapanku seperti ingin tapi tak ingin, aku minta kabar darimu, bukan sepi seperti ini.
Malam ini aku mencoba kembali memandangi etalase kamarku yang sedikit berdebu, setelah beberapa waktu jiwa ini terasa malas, tidak ada ketulusan. Seperti yang selalu kau lakukan dikamarmu sewaktu itu, melihat dari etalase kaca untuk melihat sejenak kegiatanku didepan rumahmu. Aku memendam semuanya..
Aku tetap merindukanmu, memendam.
Mungkin kau telah lemah, mungkin juga engkau yang telah lelah menjaga semuanya, yang berakhir saat aku tak ada disitu lagi. Embuskan saja napasmu malam ini, karena jarak masih membentang dan menjajah manisnya angan di satu peraduan untuk membayar kita menikmati satu sama lain. angin pun berhembus dan malam ini kan ku tutup semuanya dalam-dalam hanya untuk aku nikmati dalam mimpi.
Kuatkanlah rindu ini...
Bandung, 24 Juli 2011
Satu malam, ketika aku memendam rindu padamu..
Comments
Post a Comment