Skip to main content

Terlalu Cepat

Memang, beberapa tahun belakangan ini engkau merasa semuanya menjadi sebuah perjalanan yang sangat menyusahkan bagi hidupmu. Melalui semua cobaan yang diberikan tuhan yang kau anggap sebagai cobaan terberat untuk terus yakin bahwa semuanya akan berlalu.

Dahulu, pertama kali bertemu denganmu, aku mendapatkan banyak sekali kenangan yang sangat indah dan hingga kini tak dapat dilupakan. Perbincangan dan kesan mendalam selalu teringat dalam hidup ini. Tidak banyak orang dapat menikmati semua canda serta kata-kata yang engkau perbincangkan. Sungguh, ini sesuatu yang berharga dalam hidupku untuk mendengar semua ocehanmu, sangat menyenangkan bagiku.

Banyak orang berkata bahwa Tuhan adalah segalanya dalam hidup ini. Dialah yang dapat mengatur jalannya kehidupan. Kita hanya menjalankan dan berusaha untuk terus meperbaiki diri. Aku tahu, semuanya sudah menjadi takdir dan itu memang sudah dicatat dalam "buku harian" Tuhan. 

Pertemuan denganmu memang sangat singkat sekali, singkat. Tapi itu meninggalkan kesan mendalam dan aku memang sungguh terhentak ketika mendengar kabar bahwa kau tak ada didunia lagi. Tuhan telah memanggil kembali. Rasa sesal telah meninggalkan banyak cerita tentangmu dan gurauanmu itu menjadi semakin menjadi untuk saat ini. Maaf tidak bisa menjadi tempat tuangan kata-katamu lagi. Maaf.

Di media ini, kusalurkan beberapa penyesalan dan beberapa cerita tentangmu. Sadar bahwa kini aku tak bisa lagi mendengarkan ekspresi dan suaramu. Bagiku kau adalah sesuatu yang berharga. Maafkan aku yang tak ada pada saat-saat terakhir engkau hidup dan tertawa. Sekarang, aku hanya bisa tersenyum mengenang masa lalu yang telah dilalui. Semoga semua yang telah diperbuat itu adalah jalan bagimu untuk menuju surga.
Tuhan, aku tahu bahwa semuanya akan kembali padamu, tapi mengapa semuanya terasa begitu mendadak? Secepat ini aku bertemu dan secepat itulah engkau meninggalkanku. 

Tuhan, tolong titip salamku untuknya, bahwa aku sangat menyayangi dan merindukannya. aku mohon tuhan..



Cirebon, 28 Desember 2011
Saat orang tersayang telah tertidur pulas..

Comments

Popular posts from this blog

Mocca make me feel so happy

  Mocca, sebuah sesuatu yang sangat sering saya dengar didalam kampus maupun diluar kampus, dikota besar maupun dikota kecil. Banyak yang menyukai mocca. Mocca menurut mereka adalah salah satu minuman favorit yang wajib diketahui dan wajib dicioba. Sepintas terlihat memang minuman ini sungguh membuat lidah ingin mencicipi kelembutan float dan rasa mocca yang begitu menenangkan jiwa. Bandung merupakan kawasan kota yang dapat dibilang mempunyai hawa yang sejuk dan dingin pada saat malam. Saya sering mencoba kebeberapa cafe saat malam datang untuk sekedar menikmati mocca disetiap cafe yang saya kunjungi. Terasa kenikmatan mocca yang sangat menggigit dilidah dan menyenangkan dihati.  Beberapa bulan saya tinggal disini sudah ada beberapa cafe yang saya datangi untuk sekedar hanya menikmati mocca disetiap cafe tersebut. Harga untuk mocca memang sangat tergantung apa yang hendak dipesan. Tapi taste yang menyentuh jiwa tidak dapat dihargai sedikitpun. Kenikmatan, keindahan, aroma, dan rasa

Bukan Retak, Tetapi Patah

Siang ini saya mendapat telepon dari Ayah. Biasanya beliau hanya menghubungi melalui whatsapp atau pesan singkat melalui handphonenya. Itu pun dapat dihitung dalam satu tahun, mungkin tiga kali dalam satu tahun, banyaknya empat atau lima kali satu tahun. Tidak pernah lebih.  Disaat yang sama, kebetulan saya sedang istirahat makan siang, sungguh kebetulan. Kebetulan, saya sejujurnya tidak percaya dengan hal kebetulan, tetapi kali ini alur ceritanya seperti itu. Siang ini matahari begitu terik, saya baru saja menyeruput minuman es teh manis, favorit untuk ukuran saya dan keadaan kantong saku saya, hehe. Selama saya berada di kota orang, saya tidak pernah berbicara panjang lebar dengan Ayah. Semuanya selalu berjalan dengan cepat, singkat dan padat. Tanpa basa-basi. Itu salah satu karakter Ayah saya, ternyata menurun pada diri saya. Topik pembicaraan yang disuguhkan Ayah sungguh membuat heran, tidak biasanya beliau menghubungi saya dan bercerita layaknya sebuah percakapan antara a

I love you daddy

 When I was a baby 1. He cried when he first saw me. 2. He bought me everything I needed. 3. He smiled when he first heard our first word - even if it wasn’t DADDY. 4. He never gave up teaching me the simplest things. When I am a teenager 5. He works days and nights, and never complains. 6. He still buys me everything I need. 7. He is never mad when my report card is on fire, He smiles and says, “You will do better than this.” 8. He supports me in everything I do. 9. He comes to my tennis games and supports me like a mad-fan. 10. He still reminds me to have my breakfast, lunch and dinner so I’ll never skip them. 11. He sets my latest-hour to be out with my friends. 12. His smile makes me feel much better. 13. His hug can never be replaced by anyone else. 14. Even when he is tired, he still takes a moment of his time, goes to my room and sees me sleep. 15. He loves me for who I really am. 16. He keeps on calling when I don’t pick up the calls. 17. He never yells.