Skip to main content

Ink

"Aku tahu, kini semua sedang kita jalani dengan rasa percaya diri bahwa esok akan lebih baik dari hari ini. Aku mencintaimu."

Tak ada satupun malam ini menjawab keraguanku akan cintamu yang kau berikan padaku. Disaat lalu, kau mengatakan bahwa dirimu sangat mencintaiku. Aku pun demikian. Aku rasa bahwa taburan rasa dan kasih sayang yang kau berikan tak lebih baik dari sekedar lirik musik yang terus ku baca dan ku resapi untuk memancarkan rasa sayangku padamu. Kau begitu berharga bagiku, bagi diriku.

Malam sungguh dingin, kau katakan bahwa kau terbiasa dengan suhu dingin seperti ini. Kota yang kau pijak saat ini begitu membuatmu merasakan kekurangan kesejukan yang kau resapi dalam tubuhmu. 

Ratusan hari kita lewati bersama dan tanpa alasan kita lakukan semuanya dengan keinginan kita bersama, hanya kita. Kau sungguh mengindahkan hariku, tak ada hari yang tak indah untuk mendengan suara dan ekpresi manismu itu. Ku dekap erat setiap haluan nafas dan pikiranmu. Ku terikat dengan cara pandangmu, itu salah satu yang tak ingin aku lepaskan, ku tertarik dengan sikap dan cara pandangmu.

Sempat ku berpikir bahwa kau adalah sebuah tinta yang tak akan pernah dapat dihilangkan. Kau melekat erat dipermukaan kulit dan pikiranku. Bayangkan, sebuah tinta yang melekat disebuah objek tertentu, tentu sulit untuk dihilangkan. Begitupun dengan dirimu, melekat penuh erat didalam hatiku. 

"Aku sayang sama kamu". Kalimat tersebut terucap dari bibir manismu. Dulu kau bilang, kalimat tersebut jarang terucap dari mulutmu. Ku dengan suaramu dan ku berdoa dalam hati, meskipun dirimu tak selalu mengucapkan hal tersebut, ku berharap bahwa hatimu selalu mengatakannya pada tuhan yang akan disampaikan padaku. Beruntung aku mengharapkannya, sebab tuhan mengabulkan doaku agar dirimu menyayangiku. 

Seluruh orang mengatakan bahwa tidak ada hal yang mudah. Lirik lagu Coldplay pun mengatakan demikian "nobody said it was easy". Aku meyakini bahwa harus ada proses dan harus penuh dengan kejujuran dan ketulusan bahwa suatu saat akan datang dimana rasa itu akan semakin mengikat dan kembali menjalin rajutan yang telah kita lakukan sebelumnya. 

Suatu saat nanti, aku akan mengambil dan menyeduhkan minuman dan makanan untuk kita. Duduk berdua dan menikmati semuanya dengan suka duka. Berduka dan bersukalah untuk selamanya, hanya bersama dengan diriku. Tak perlu diriku berjanji padamu, bila pun itu perlu, aku akan melakukan semua yang terbaik untuk kita. 

Kata itu adalah Kita
Kala itu semua tentang Kita
Pada akhirnya hanya untuk Kita



Irisan dedaunan di padang pasir
1 Juli 2014

Comments

Popular posts from this blog

Mocca make me feel so happy

  Mocca, sebuah sesuatu yang sangat sering saya dengar didalam kampus maupun diluar kampus, dikota besar maupun dikota kecil. Banyak yang menyukai mocca. Mocca menurut mereka adalah salah satu minuman favorit yang wajib diketahui dan wajib dicioba. Sepintas terlihat memang minuman ini sungguh membuat lidah ingin mencicipi kelembutan float dan rasa mocca yang begitu menenangkan jiwa. Bandung merupakan kawasan kota yang dapat dibilang mempunyai hawa yang sejuk dan dingin pada saat malam. Saya sering mencoba kebeberapa cafe saat malam datang untuk sekedar menikmati mocca disetiap cafe yang saya kunjungi. Terasa kenikmatan mocca yang sangat menggigit dilidah dan menyenangkan dihati.  Beberapa bulan saya tinggal disini sudah ada beberapa cafe yang saya datangi untuk sekedar hanya menikmati mocca disetiap cafe tersebut. Harga untuk mocca memang sangat tergantung apa yang hendak dipesan. Tapi taste yang menyentuh jiwa tidak dapat dihargai sedikitpun. Kenikmatan, keindahan, aroma, dan rasa

Bukan Retak, Tetapi Patah

Siang ini saya mendapat telepon dari Ayah. Biasanya beliau hanya menghubungi melalui whatsapp atau pesan singkat melalui handphonenya. Itu pun dapat dihitung dalam satu tahun, mungkin tiga kali dalam satu tahun, banyaknya empat atau lima kali satu tahun. Tidak pernah lebih.  Disaat yang sama, kebetulan saya sedang istirahat makan siang, sungguh kebetulan. Kebetulan, saya sejujurnya tidak percaya dengan hal kebetulan, tetapi kali ini alur ceritanya seperti itu. Siang ini matahari begitu terik, saya baru saja menyeruput minuman es teh manis, favorit untuk ukuran saya dan keadaan kantong saku saya, hehe. Selama saya berada di kota orang, saya tidak pernah berbicara panjang lebar dengan Ayah. Semuanya selalu berjalan dengan cepat, singkat dan padat. Tanpa basa-basi. Itu salah satu karakter Ayah saya, ternyata menurun pada diri saya. Topik pembicaraan yang disuguhkan Ayah sungguh membuat heran, tidak biasanya beliau menghubungi saya dan bercerita layaknya sebuah percakapan antara a

I love you daddy

 When I was a baby 1. He cried when he first saw me. 2. He bought me everything I needed. 3. He smiled when he first heard our first word - even if it wasn’t DADDY. 4. He never gave up teaching me the simplest things. When I am a teenager 5. He works days and nights, and never complains. 6. He still buys me everything I need. 7. He is never mad when my report card is on fire, He smiles and says, “You will do better than this.” 8. He supports me in everything I do. 9. He comes to my tennis games and supports me like a mad-fan. 10. He still reminds me to have my breakfast, lunch and dinner so I’ll never skip them. 11. He sets my latest-hour to be out with my friends. 12. His smile makes me feel much better. 13. His hug can never be replaced by anyone else. 14. Even when he is tired, he still takes a moment of his time, goes to my room and sees me sleep. 15. He loves me for who I really am. 16. He keeps on calling when I don’t pick up the calls. 17. He never yells.