Ku akhiri hal yang lain dengan hal yang jauh lebih membuat bulu kuduk ini berdiri, tanpa disadari ini adalah salah satu waktu dimana sejatinya umat muslim sepertiku ini mengais ampunan dan ridha dari-Nya untuk menujur "kemenangan" yang hakiki selama satu tahun ini.
Marhaban...
"Ya allah, hendaknya diri ini bersimpuh dihadapanmu, mensyukuri segala kenikmatan yang telahhamba raih bersama orang-orang yang hamba sayangi, hingga akhirnya hamba dapat menikmati bulan penuh berkah dan maafMu ini ya illahi rabbi, alhamdulillah... alhamdulillah".
Ratusan hari, banyak waktu yang ku buang dengan semaunya, seenaknya. Sikap serta tutur kata yang selalu ku anggap adalah sesuatu yang biasa saja, padahal bila akal sehatku ini berjalan normal, ucapanku yang kuutarakan setiap saat itu, jauh dari kata sopan dan sesuai dengan ajaran agama serta didikan orang tuaku. Egoku terlalu besar hingga semuanya kuanggap tidak ada masalah.
Umurku bukan semakin bertambah dari tahun ke tahunnya, jelas-jelas berkurang. Masa-masa mudaku semakin mengikis, berubah menjadi semakin berumur dan akhirnya akan disebut udzhur, tua dan rapuh. Tak ada waktu lain, tidak banyak waktu untuk menunggu ramadhan tahun depan. Setidaknya bersyukur saat ini menikmati ramadhan untuk kesekian kalinya dan tetap berharap dapat bertemu kembali dengan bulan ini pada nanti disaat ku menikmati masa tuaku bersama keluarga besarku. Marhabban ya ramadhan...
Comments
Post a Comment