Skip to main content

Marhabban Ya Ramadhan

Ku akhiri hal yang lain dengan hal yang jauh lebih membuat bulu kuduk ini berdiri, tanpa disadari ini adalah salah satu waktu dimana sejatinya umat muslim sepertiku ini mengais ampunan dan ridha dari-Nya untuk menujur "kemenangan" yang hakiki selama satu tahun ini.

Marhaban...

"Ya allah, hendaknya diri ini bersimpuh dihadapanmu, mensyukuri segala kenikmatan yang telahhamba raih bersama orang-orang yang hamba sayangi, hingga akhirnya hamba dapat menikmati bulan penuh berkah dan maafMu ini ya illahi rabbi, alhamdulillah... alhamdulillah".

Ratusan hari, banyak waktu yang ku buang dengan semaunya, seenaknya. Sikap serta tutur kata yang selalu ku anggap adalah sesuatu yang biasa saja, padahal bila akal sehatku ini berjalan normal, ucapanku yang kuutarakan setiap saat itu, jauh dari kata sopan dan sesuai dengan ajaran agama serta didikan orang tuaku. Egoku terlalu besar hingga semuanya kuanggap tidak ada masalah. 

Umurku bukan semakin bertambah dari tahun ke tahunnya, jelas-jelas berkurang. Masa-masa mudaku semakin mengikis, berubah menjadi semakin berumur dan akhirnya akan disebut udzhur, tua dan rapuh. Tak ada waktu lain, tidak banyak waktu untuk menunggu ramadhan tahun depan. Setidaknya bersyukur saat ini menikmati ramadhan untuk kesekian kalinya dan tetap berharap dapat bertemu kembali dengan bulan ini pada nanti disaat ku menikmati masa tuaku bersama keluarga besarku. Marhabban ya ramadhan...

Comments

Popular posts from this blog

Bukan Retak, Tetapi Patah

Siang ini saya mendapat telepon dari Ayah. Biasanya beliau hanya menghubungi melalui whatsapp atau pesan singkat melalui handphonenya. Itu pun dapat dihitung dalam satu tahun, mungkin tiga kali dalam satu tahun, banyaknya empat atau lima kali satu tahun. Tidak pernah lebih.  Disaat yang sama, kebetulan saya sedang istirahat makan siang, sungguh kebetulan. Kebetulan, saya sejujurnya tidak percaya dengan hal kebetulan, tetapi kali ini alur ceritanya seperti itu. Siang ini matahari begitu terik, saya baru saja menyeruput minuman es teh manis, favorit untuk ukuran saya dan keadaan kantong saku saya, hehe. Selama saya berada di kota orang, saya tidak pernah berbicara panjang lebar dengan Ayah. Semuanya selalu berjalan dengan cepat, singkat dan padat. Tanpa basa-basi. Itu salah satu karakter Ayah saya, ternyata menurun pada diri saya. Topik pembicaraan yang disuguhkan Ayah sungguh membuat heran, tidak biasanya beliau menghubungi saya dan bercerita layaknya sebuah percakapan anta...

Sangkut

Places

Setelah beberapa waktu ini engga banyak nulis, akhirnya kali ini bisa nulis juga. Tentu disuasana yang beda sama pemikiran yang berbeda. Waktu rasanya cepet banget kali ini. Mulai nulis taun 2009 (tapi blog lama lupa password, penyakit), ga berasa aja sekarang udah tahun 2016. Tulisan di tahun ke-7 ini banyak rasa-rasa yang udah campur aduk, perjalanan yang berasa bukan kelok-kelok lagi, tapi udah berasa "ribet". Ya, gini adanya. Buat nulis hari ini, banyak kerjaan dulu yang harus diberesin dan gatau tiba-tiba punya inisiatif tingkat tinggi buat beresin beberapa file yang acak-acakan di dekstop sama di beberapa folder laptop. Ya sedikit mendingan dibanding sebelumnya. Yang belum mendingan cuma laptopnya aja, masih jadul (belum mampu beli dan secara ga langsung masih nyaman buat dipake), ya gitulah! :D Ngomong-ngomong ini persis 1 taun lebih 20 harian tinggal di kota orang (Jakarta) dan ya 8 bulan yang lalu genap umur saya di usia 23 tahun. Itu taun kedua sih ngerayai...