Skip to main content

Begin Again?

Perlu untuk kau sadari, diri ini tak mampu untuk terus bersandar pada sebuah harapan, nafas ini tak dapat mengenal santun untuk terus menghembuskan nafas, tak terucap segala rasa yang tak pernah bicara dan tak pernah untuk terucap.

Kali ini, rasa dan sanjungan yang selalu ku buai dalam setiap gerak langkahmu tak dapat membuat kita saling mengingat dan menyatukan. Terkadang, warna-warna yang kuberikan itu aku persembahkan untukmu yang berada di jauh sana. Tampak jelas kali ini, bahwa fase tersebut membuat semua tampak menjadi jelas, ku hempaskan seluruh harapan ini, tampak bilur dan terjerembab dalam perputaran waktu yang tak juga membuahkan hasil yang selalu ku harapkan. Semuanya hanya tersisa dijiwa, lepaskan.

Biaskan, bebaskan...

Sesekali kupandang wajah pada foto yang kuselipkan di dompet cokelat usangku, wajahmu tersenyum tanpa ku tahu apa alasannya, rambutmu tampak terlihat indah dengan warna hitam panjang hingga menyentuh bahu yang indah itu. Matamu terlihat lebih terang bila dibandingkan dengan bulan malam ini yang sedang memperlihatkan seluruh isinya, putih dan bersinar karena pantulan cahaya matahari. Telah lama kusimpan foto ini dalam saku dompetku, tidak ada alasan untuk diriku ini mengalihkan pandanganku setiap hendak membayarkan makanan atau minuman, kau selalu tampak tersenyum pada saat aku mengeluarkan beberapa lembar uang atau kartu kredit yang ku keluarkan. Kali ini aku berkhayal bahwa kini ku berada dalam taman khayal, taman mimpi. Ku coba berpaling, tetapi langit tak akan berwarna bila kau tak berada disampingku, kau adalah taman langitku, taman mimpi.

Tampak berawan pagi ini, tak seperti biasanya. Kali ini matahari mungkin tersesat untuk menemukan tempat yang tepat untuk kembali menerangi.

Aku selalu tahu, bahwa banyak kawanan burung selalu hinggap pada atap rumahku ini, semua mengetahui bahwa siapapun pada saatnya nanti akan menepi dan kembali kerumah untuk menyelesaikan perjalanannya. Kawanan burung pun selalu kembali dengan membawa kawanan burung yang lainnya, terkadang mereka menepi dalam waktu yang lama, tetapi terkadang mereka hanya menepi dan kemudian melanjutkan kembali perjalanan mereka. Duu… duu… duu, kali ini aku merasakan bahwa kau tampak seperti kawanan burung tersebut, tengah mencari dan menemukan kawanan yang lainnya untuk kau bawa pada tempat dimana kau akan menepikan seluruhnya, pada tempat ini.

Kau berlari dan tersenyum ditepian pantai, kau kenakan pakaian yang menggambarkan betapa cantiknya dirimu, senyum dan mata indahmu melengkapkan kecerian pada saat suasana yang kita habiskan untuk bersenang-senang. Terkadang aku hanya berdiri sendiri memimpikan hal tersebut, ternyata semuanya tampak nyata pada saat kau katakana “ya” disaat semuanya tampak “tidak” bagiku. Desiran angina di tepian pantai dan bunyi ombak menghantam karang-karang pantai menyempurkan seluruhnya, hari berganti, tetap saja suasana tersebut tetap aku nikmati dan selalu kun anti. Lampau dan terdahulu, moment itu kini berubah. Mengapa semua kini begitu sepi? Apakah harus ku lakukan seperti ini pada saat ini? Semua tak menjawab, tak ada yang mendengar.

Kini, ku coba untuk berpaling pada langit yang tak akan berwarna dan yang tak akan pernah kurasakan kembali.

Semua tak akan berubah, ternyata kau adalah taman mimpiku. Dimana suara dedaunan yang memanjakan telinga disertai dengan bunyi burung yang elok saling bersautan diudara, disanalah aku merasakan bahwa kau tak akan pernah dapat meninggalkan diri ini, suasana dan jalan panjang yang telah kita lalui telah membuat dirimu terbagi dalam beberapa lapisan suasana yang meskipun kau hilang dalam lapisan lain, kau akan tetap berada pada lapisan yang timbul dan tak pernah tenggelam.
Mungkin, sampai saat ini ku akan terus memperjuangkan seluruh mimpi yang telah kita simpan dalam hati dan pikiran kita. Dalam setiap kepingan hidup ini, seluruhnya akan kubawa, akan selalu ku perjuangkan seluruhnya hingga menjadikan saat ini menjadi saat dimana kita sama-sama membuat seluruh mimpi kita menjadi nyata. Serenada, kau katakan dengan lembut pada kuping kanan ini, kurasakan getaran yang membuat bulu kuduk ini merinding. I’ll fight a future for you.



#storyof2015 #24april2015
#wemakediferentlineforlife



Comments

Popular posts from this blog

Hospital 2007

Sebuah ruangan entah nomor berapa kamu terbaring lemas dan tidak berdaya. Wajahmu memancarkan perbedaan yang sangat berbeda, tidak seperti biasanya. Bibirmu yang hanya dapat tersenyum dengan harapan dapat memberitahu kepadaku bahwa kau baik-baik saja. Selang infus dan selang tabung oksigen tertancap didalam lengan kiri dan hidungmu yang mancung. Sungguh ini menyedihkan bagiku untuk melihatmu dalam keadaan seperti itu. Hari ini kau memasuki hari pertama untuk merelaksasikan tubuhmu dalam pangkuan sebuah kasur yang sangat jauh berbeda dengan kasurmu yang nyaman, dirumahmu. Tercium aroma untuk kamarmu saat ini yang sangat berbeda dengan aroma tubuhmu yang begitu harum dan menyenangkan. Tercium bebauan yang sangat lazin halnya untuk disebuah rumah yang semua orang berkunjung hanya untuk menengok orang sakit. Sebuah rumah yang sakit atau hanya aku saja yang menyebut rumah yang sakit ? Sudah beberapa hari ini aku menemanimu diruangan yang tidak pernah kita harapkan dan tidak membuat n

Bukan Retak, Tetapi Patah

Siang ini saya mendapat telepon dari Ayah. Biasanya beliau hanya menghubungi melalui whatsapp atau pesan singkat melalui handphonenya. Itu pun dapat dihitung dalam satu tahun, mungkin tiga kali dalam satu tahun, banyaknya empat atau lima kali satu tahun. Tidak pernah lebih.  Disaat yang sama, kebetulan saya sedang istirahat makan siang, sungguh kebetulan. Kebetulan, saya sejujurnya tidak percaya dengan hal kebetulan, tetapi kali ini alur ceritanya seperti itu. Siang ini matahari begitu terik, saya baru saja menyeruput minuman es teh manis, favorit untuk ukuran saya dan keadaan kantong saku saya, hehe. Selama saya berada di kota orang, saya tidak pernah berbicara panjang lebar dengan Ayah. Semuanya selalu berjalan dengan cepat, singkat dan padat. Tanpa basa-basi. Itu salah satu karakter Ayah saya, ternyata menurun pada diri saya. Topik pembicaraan yang disuguhkan Ayah sungguh membuat heran, tidak biasanya beliau menghubungi saya dan bercerita layaknya sebuah percakapan antara a

Mocca make me feel so happy

  Mocca, sebuah sesuatu yang sangat sering saya dengar didalam kampus maupun diluar kampus, dikota besar maupun dikota kecil. Banyak yang menyukai mocca. Mocca menurut mereka adalah salah satu minuman favorit yang wajib diketahui dan wajib dicioba. Sepintas terlihat memang minuman ini sungguh membuat lidah ingin mencicipi kelembutan float dan rasa mocca yang begitu menenangkan jiwa. Bandung merupakan kawasan kota yang dapat dibilang mempunyai hawa yang sejuk dan dingin pada saat malam. Saya sering mencoba kebeberapa cafe saat malam datang untuk sekedar menikmati mocca disetiap cafe yang saya kunjungi. Terasa kenikmatan mocca yang sangat menggigit dilidah dan menyenangkan dihati.  Beberapa bulan saya tinggal disini sudah ada beberapa cafe yang saya datangi untuk sekedar hanya menikmati mocca disetiap cafe tersebut. Harga untuk mocca memang sangat tergantung apa yang hendak dipesan. Tapi taste yang menyentuh jiwa tidak dapat dihargai sedikitpun. Kenikmatan, keindahan, aroma, dan rasa